PlotPoint
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.

PlotPoint

Tulis Sekarang!
 
HomeLatest imagesSearchRegisterLog in

 

 we love him

Go down 
2 posters
AuthorMessage
octaviaputrit

octaviaputrit


Posts : 1
Join date : 2013-03-05

we love him Empty
PostSubject: we love him   we love him EmptyTue Mar 05, 2013 5:15 pm

“Tia!! Tunggu, santai donk jalannya. Memang kamu mau kemana sih? Kok cepat-cepat?”tanya Nara sahabatku sejak aku masuk SMA Rindu Ilmu.

“Emm, aku kan sudah dijemput sama supirku. Nanti kalo lama-lama aku ditinggal lagi!”aku pun memberikan sebuah alasan yang masuk akal untuk Nara. Padahal alasan yang sebenarnya aku ingin melihat Troy pulang dengan motornya. Nara orangnya memang lugu. Jadi gampang untukku untuk membuat alasan yang ‘masuk akal’ baginya.

Dengan sebuah motor dan helm yang menutupi kepalanya, pujaan hatiku melewati gerbang sekolah. Troy memang sempurna buat aku. Walaupun dia anak nakal, iseng, berandalan, malas, dan suka mencari masalah disekolah. Kalau menurutku Troy anak yang baik, tanggung jawab, sopan terhadap kaum wanita, setia dengan teman sekelompoknya dan perhatian terhadap semua teman termasuk aku. Itu Troy dilihat dari sifatnya. Kalau melihat Troy dari fisiknya, lebih sempurna lagi. Tinggi, kulitnya sawo matang, cool, macho dan masih banyak lagi. Troy pun menjadi kapten basket disekolah. Amazing bukan?

Aku mulai jatuh cinta padanya sejak aku masuk ke sekolah ini. Hari pertama aku masuk, teman sekelasku selalu mengejekku dengan kata-kata yang menyakitkan hatiku, dengan beraninya Troy membelaku dan melawan orang yang menyakitiku. Aku sangat berterima kasih atas perlakuannya yang membela kaum ‘tertindas’. Kedua, Troy selalu ada untukku, bila ada orang yang ingin menjahilku.

Mobil yang menjemputku sudah berhenti tepat di depanku, aku pun pamit pada Nara. Nara pulang dengan ojek langganannya. Selama perjalanan, pikiranku terus memutar perlakuan Troy terhadapku. Aku tidak pernah menceritakan perasaanku ini terhadap Nara, aku takut kalau nanti Nara menjahiliku dengan cara meledeki. Senyuman Troy tak dapat dilupakan, tulus, seperti layaknya Supermen yang selalu membantu orang yang membutuhkannya.

Jeger!
Supirku menabrak sesuatu.
“Ada apa pak?”tanyaku yang kaget seraya melihat apa yang ditabrak supirku. Langsung saja, supirku turun melihat siapa yang ditabraknya. Aku pun mengikutinya. Dan hal yang tak pernah terbayang olehku, kini terjadi di depan mataku, Troy yang tertabrak mobilku. Banyak darah keluar dari tubuhnya termasuk dari hidungnya, dengan tangan gemetar aku menyuruh orang-orang sekitar membantu Troy masuk kedalam mobil karena aku ingin membawanya kerumah sakit.

Buru-buru aku mencari rumah sakit terdekat dari tempat kejadian perkara alias TKP. Aku meletakkan kepala Troy di atas pahaku. Darah sudah keluar dari samping bibirnya, aku pun mengambil tisu untuk membersihkannya.

Sesampai disana, aku pun mendorong ranjang dimana tubuh Troy tergeletak tak berdaya untuk membawanya ke ruang UGD. Aku teringat, tas Troy ada dimobilku, langusung saja aku berlari untuk memberitahukan keadaan Troy kepada orangtuanya. Keluarganya tidak menyalahkan aku dan aku merasa lega karena memang bukan aku yang menabrak Troy, melainkan supirku.

1 jam kemudian, orangtua Troy sudah sampai di rumah sakit. Tapi belum ada kabar dari dokter yang memeriksa Troy. Aku pun mulai gelisah dan panik. Apa yang sebenarnya terjadi terhadap Troy? Begitu parahkah lukanya?

Mamanya Troy sudah menangisi anak tunggalnya. Aku pun makin takut. Tuhan, tolong sembuhkan Troy. Aku masih ingin bersamanya. Jangan biarkan aku terus menunggu tanpa hasil seperti ini. Aku tahu Tuhan, engkau yang punya segalanya. Tapi aku mohon kali ini, aku ingin membahagiakannya dan jangan ambil dia daripadaku. Amin.

Lampu ICU pun mati, hatiku mulai berdegup kencang. Dokter memberitahukan kepada kami, Troy kekurangan banyak darah sehingga memakan waktu lama. Ada 2 berita, berita baiknya Troy sudah mendapat pendonor darah dan berita buruknya Troy lumpuh.

Dor!
Seperti ada seseorang yang membunuhku dengan sebuah pistol. Jantungku seakan berhenti, Troy lumpuh! Apa yang harusku lakukan?

Keluarganya Troy masuk kedalam ruang pasien karena Troy sudah dipindahkan dari ICU. Aku hanya dapat meneteskan air mata. Tuhan, kenapa ini yang terjadi terhadap Troy? Aku saja yang lumpuh Tuhan, aku rela menggantikannya.
Beberapa menit kemudian, Troy tersadar dan mamanya langsung memeluk Troy.
“Ma, kenapa kakiku tak terasa? Kenapa ma? Aku ingin turun dan memeluk mama…”ucap Troy dengan emosi yang memuncak sambil memukul kakinya.
“Kamu lumpuh sayang…”jawab papanya Troy sambil mengelus kepalanya Troy.
“Enggak!! Enggak mungkin pa!! Ma, bilang sama aku itu bohongkan?”teriak Troy dengan meneteskan air mata. “Gimana dengan basket aku? Gimana dengan hidupku?”

Aku tak sanggup melihat orang yang kucinta menderita seperti ini. Aku ingin menggantikannya, biarkan aku yang berada diranjang itu. Biarkan aku yang lumpuh dan Troy dapat menjalankan hidupnya dengan baik, tanpa kekurangan suatu apa pun.
“Tia… Bilang sama aku, kalau itu semua bohong! Tia bilang!”teriak Troy yang mencari bantuan dan tidak menerima semua kenyataan ini. Aku tak kuasa mengatakan hal ini, aku pergi dari kamar Troy dan pulang.
♥️♥️♥️
Pagi-pagi, sesampai disekolah, semua anak memandangku dengan tatapan menjijikan. Terutama Nara, sahabatku sendiri. Nara pun menceritakan, bahwa dia menyukai Troy. Karena perbuatanku yang menabraknya, Nara jadi membenci aku. Dia tidak mau berbicara denganku lagi. Hari itu, aku langsung pulang. Aku tidak bisa berada dilingkungan yang semua orang membenciku.

Sore harinya, aku menjenguk Troy dan membawakannya sekeranjang buah. Apa yang kulihat? Nara sedang mengupas buah apel untuk Troy. Perasaanku sakit! Sahabatku juga mencintai orang yang sama. Troy melihat aku berdiri didepan pintu.
“Tia, masuk donk…”ucap Troy padaku. Aku pun masuk dan tersenyum pada kedua orang yang ada dihadapanku. Tapi apa yang diterimaku dari Nara? Dia membuang mukanya.
“Kaliankan bersahabat, kok tidak dateng bersama?”tanya Troy.
“Aku tidak mau datang bersama orang yang hampir membunuh orang yang kucinta! Dia yang menabrakmu!”ucap Nara sinis.

“Tia? Tidak mungkin! Nara, kamu bisa tolong keluar dulu, aku ingin bicara dengan Tia.”ucap Troy yang tidak percaya terhadap kata-kata Nara. Setelah Nara keluar, Troy pun bertanya padaku. “Apa benar kamu yang menabrak aku?”

“Iya, aku yang menabrakmu. Maafkan aku Troy, aku salah, aku yang membuatmu lumpuh! Kamu boleh kok marah padaku!”ucapku sambil meneteskan air mata, bayangkan bagaimana perasaan Troy? Orang yang pernah menolongku, sekarang aku yang menabraknya.

“Aku tidak akan marah padamu. Kamu bohong sama aku kan? Mama sudah cerita padaku yang menabrakku adalah supirmu, bukan kamu. Oh ya, kamu yang menunggu aku pas aku lagi di ICU kan?”

Aku tidak bisa menjawab semua pertanyaan Troy. Aku malah bingung dengan perlakuannya, Troy tidak marah kepadaku. Troy mengetahui semua dari orangtuanya.

“Tia, mana mungkin aku marah pada orang yang aku cintai? Aku cinta padamu…”
Kembali lagi, aku terdiam dan mengolah kata-kata Troy tadi. Apa aku salah dengar? Atau aku sudah berubah jadi tuli?

“Aku cinta kamu sejak awal kita masuk sekolah. Cinta pada pandangan pertama. Kamu mau tahu, kenapa dulu aku membela kamu? Karena aku tak rela jika pujaan hatiku dihina seperti itu. Dari awal sudah aku bilang, kalau aku mencintaimu… Aku tidak menyesali dengan kakiku yang sekarang lumpuh, yang aku akan sesali jika kamu tidak berada disampingku tuk selalu menemaniku dan hidup bersamaku…”ucap Troy sambil memegang tanganku. Terasa tanganku sedingin es di kutub.
“Mana mungkin Troy? Aku tidak bisa menerimamu… Karena sahabatku…”
Brak!
Nara membuka pintu kamar Troy.

“Lama sekali kalian, aku sudah dengar semuanya. Cintaku hanya bertepuk sebelah tangan. Aku merestui hubungan kalian…”Nara masuk sambil tersenyum kepadaku. “Aku tahu Tia… Aku mengenal kamu sudah hampir 3 tahun, aku tahu gerak gerik kalau kamu lagi jatuh cinta… Kamu cinta juga sama Troy kan? Karena kamu sahabatku, aku ingin kamu menerima Troy, sebagai kekasihmu! Karena menurutku cinta tak harus memilik bukan?”

“Bagaimana Tia? Kamu mau jadi kekasih hatiku?”tanya Troy dengan wajah H2C, Harap-harap cemas.
“Iya, aku mau menjadi kekasih hatiku. Aku janji, aku akan selalu bersamamu, Troy. Aku janji aku akan membahagiakan dia, Nara.”aku tersenyum kepada mereka.
♥️♥️♥️
[center]

-THE END-
What a Face
Back to top Go down
http://octaviaputritjajadi.blogspot.com/
ekda




Posts : 1
Join date : 2013-04-22

we love him Empty
PostSubject: persimi   we love him EmptyMon Apr 22, 2013 12:44 pm

bukan bermaksud negatif, tapi apa si Troy helmnya gak Sni ya? Disitu tidak diterangkan kecepatan mobil dan tiba-tiba bersimbah darah.

Saya menyadari jika karya anda fiksi, namun mungkin akan lebih baik jika menalar juga kemungkinan rasionalnya.

Terlepas dari itu semua, ini hanya opini Smile
Back to top Go down
 
we love him
Back to top 
Page 1 of 1
 Similar topics
-
» Jakarta Love Riot 2011
» Don't Talk Love, Film Terbaru Karya Mouly Surya

Permissions in this forum:You cannot reply to topics in this forum
PlotPoint :: PENULISAN :: KARYA TULIS-
Jump to: